Rondji Restaurant adalah satu rangkaian dengan keseluruhan The Blanco Renaissance Museum. Karena itu, akan terasa lengkap saat menikmati karya-karya besar sang maestro, Don Antonio Blanco juga mencoba menikmati hidangan dengan selera masakan dari berbagai negara penting di dunia dan Bali tentunya
stunning view |
view |
Dengan
begitu, nama Rondji Restaurant adalah satu bentuk penghormatan dari keluarga
Blanco untuk mengenang dan menghormati Ni Rondji karena dalam keluarga Blanco,
Ni Rondji dikenal sebagai seorang istri/ibu yang pandai memasak dan hasil
masakannya sangat lezat dan disukai oleh seluruh keluarga. Dan yang paling
menggemari masakan Ni Rondji justru sang maestro sendiri yang susah berganti ke
masakan lain. “Jadi semua yang melengkapi keberadaan museum selalu memiliki
kaitan langsung dengan sang maestro,” ujar Mario Blanco. Rondji Restaurant,
menurut Mario Blanco, adalah simbol dari selera masakan sang maestro dan
sekaligus juga symbol dari Ni Rondji yang dikenal pandai memasak dan hasil
masakannya sangat lezat.
Diner |
RONDJI Restaurant dibangun bukan saja untuk pengunjung The Blanco Museum,
melainkan juga untuk khalayak yang ingin menikmati suasana restoran yang asri
dan meneduhkan. Sejak soft opening
bulan September 2012 lalu, Rondji Restaurant banyak dikunjungi wisatawan
mancanegara dan masyarakat dari berbagai lapisan sosial, terutama rombongan
organisasi/instansi yang kebetulan berlibur ke Bali. “Mereka sangat suka dengan
masakan kami,” ujar General Manager Rondji Restaurant Edi Sidarta. Menurutnya,
komentar para pengunjung restoran yang menikmati hidangan yang disajikan
restoran itu bukan basa-basi karena ada beberapa wisatawan mancanegara yang
datang beberapa kali. “Kami berusaha mendatangkan juru masak yang andal dan bertaraf
internasional,” tambah Mario Blanco.
Edi Sidarta mengungkapkan,
meski Rondji Restaurant terbilang restoran berkelas tinggi, namun pihaknya
berusaha menekan harga agar para pengunjung museum/restoran tidak terlalu berat
dengan harga-harga menu yang disajikan. “Setidaknya kelas menengah bisa
menikmati hidangan kami,” ujar Edi Sidarta. Kenyataannya, memang banyak para
pengunjung museum sehabis berkeliling-keliling museum akhirnya melepas penat di
Rondji Restaurant dan tanpa canggung memesan berdasarkan menu yang ada di
daftar menu. Berdasarkan catatan pengelola restoran, tak sedikit orang-orang
penting di Bali yang sempat mampir ke restoran ini.
Diner |
Hal
lain yang juga selalu dijaga bagipengelola restoran ini adalah menjaga
kreativitas menu dan penyajian hidangan sehingga selain tampilan hidangan
kelihatan indah, juga bisa mengundang selera bagi pengunjung restoran.
Memang,
Rondji Restaurant selalu tampil elegan dan berkelas semi-fine dinning restaurant dengan 150 tempat duduk dan 20 seat
longue. Masakan yang tersaji di
restoran ini mengacu pada selera European dengan dipengaruhi selera Prancis dan
Italia; serta juga menghadirkan selera Asia dengan pengutamaan pada rasa dan
aroma masakan Bali. Penyajian menu masakan dari berbagai negara yang berbeda
ini dilakukan untuk pengayaan pilihan selera pengunjung restoran. “Tentu dengan juru masak yang terlatih dan
memiliki pengalaman,” tandas Edi Sidarta yakin. Rujukan selera masakan dari luar negeri
yang tersaji di Rondji Restaurant tentu saja tak bisa dilepaskan dari
lingkungan Ubud di mana banyak sekali wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
sini. “Karena itu kami tak bisa meniadakan selera mereka,” tambah Mario Blanco.
Seperti
diketahui, turis-turis asing setiap hari mengunjungi The Blanco Renaissance Museum dan tak sedikit
di antara mereka menyempatkan diri untuk mampir ke Rondji Restaurant yang
berada di komplek museum. Bukan tak mungkin mereka mencoba menu-menu utama yang
disajikan restoran itu. “Semua menu yang kami sajikan terinspirasi dari
berbagai negara dan kami hidangkan kembali dnegan sentuhan kami sendiri,” kata
Edi Sidarta. Karena itu, para pengunjung yang datang ke restoran ini bisa mencoba
misalnya hidangan dari Asia, Eropa dan tentu saja hidangan Bali dengan beberapa
kekhasannya. Agar tidak menjemukan, tiap 3-4 bulan sekali hidangan itu dikreasi
untuk menjaga selera, penampilan dan cita rasa dari masakan andalan restoran
ini. “Harga sangat kompetitif dan kami jamin itu terjangkau bagi pengunjung
restoran maupun museum,” ujar Edi Sidarta.
Rondji Restaurant kini berdiri menjadi ‘pendamping’ bagi The Blanco Museum yang megah itu. Ada dua hal yang didapat pengunjung bila mengunjungi The Blanco Museum, yakni menikmati karya-karya besar sang maestro Don Antonio Blanco di mana sedikitnya 300 karya terkoleksi di dalamnya, dan menikmati hidangan lezat dengan berbagai selera yang tersaji di Rondji Restaurant. Belum lagi kelengkapan museum yang lain seperti